Monday, January 4, 2010

Pemantauan Bayi pada Trimester Pertama.

Kali ini saya menulis lanjutan artikel sebelumnya, mengenai bayi usia trimester pertama.  Sejak awal penulisan topik ini, saya ingin membahasnya berurutan seiring bertambahnya usia anak. Kenyataannya, diantara urutan ini saya sisipkan topik penting lainnya tentang gejala klinis seperti demam. Banyak hal yang harus di evaluasi pada bayi usia trimester pertama (lahir-usia 3 bulan). Hal-hal yang perlu diperhatikan orangtua antara lain:

Refleks
Aktifitas bayi pada beberapa minggu pertama bersifat refleksis dan akan menghilang seiring waktu. Moro reflex muncul bila bayi dikagetkan oleh suara keras dan mendadak, bayi akan bereaksi menggerakkan lengan dan tungkai kearah luar. Walking/stepping reflex merupakan gerakan seperti berjalan bila kaki bayi diletakkan pada bidang datar. Kedua refleks ini menghilang pada usia 2 bulan. Rooting reflex merupakan refleks hisap yang sudah ada bahkan sebelum bayi lahir, refleks ini akan menghilang setelah bayi berusia 4 bulan. Palmar grasp reflex merupakan refleks menggenggam yang akan menghilang di usia 5 bulan.

Tidur
Tidur adalah aktifitas utama otak sepanjang awal perkembangan dan merupakan kebutuhan penting. Dengan bertambahnya usia, kemampuan regulasi makin meningkat yang disebut self soothing yang dimulai di usia 3 bulan. Pada usia ini pola tidur dapat dilatih. Terjadi perubahan bertahap mengenai siklus tidur-bangun bayi dari pegaruh lapar dan kenyang ke irama sirkadian yang dipengaruhi pergantian gelap dan terang (diferensiasi siang-malam). Lahir-usia 2 bulan lama tidur sekiitar 16-20 jam yang diselingi 1-3 jam saat terbangun. Diatas usia 2 bulan bayi dapat tidur 9-12 jam pada malam hari dan 2-4,5 jam pada siang hari. Orangtua perlu memahami bahwa pola tidur masing-masing anak berbeda meskipun dengan usia yang sama. Dalam minggu pertama, orangtua dapat mengikuti pola tidur bayi tetapi selambat-lambatnya pada bulan ketiga pengaturan jadwal tidur harus diterapkan. Banyak cara untuk mengubah pola tidur ini diantaranya dengan membuat kamar tidur tenang dan gelap pada malam hari. Pada siang hari bayi dibiarkan terpapar cahaya terang dan dibangunkan untuk minum sehingga pola tidur-bangun dapat terbentuk dengan baik.

Spitting up/gumoh
bayi sering mengalami gumoh setelah pemberian ASI/susu. Terkadang gumoh diasumsikan bahwa bayi minum melebihi kemampuan lambung untuk menampungnya. Gumoh dapat muncul saat bayi sendawa, berguling, ataupun ketika bayi tidur. Kondisi ini masih normal dan tidak membahayakan bayi. Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mengatasi ini antara lain berikan asupan cairan dengan pelan, tidak tergesa-gesa. Sendawakan bayi setelah pemberian ASI/susu. Hindari bermain berlebihan setelah bayi minum. Jaga agar posisi kepala lebih tinggi daripada lambung.

Colic/sakit perut
Bayi seringkali rewel, menangis tanpa henti bahkan menetap sepanjang malam dan orangtua tidak mampu menenangkannya. Kondisi ini mungkin disebabkan colic. Seperlima dari bayi mengalami ini, biasanya terjadi pada minggu ke 2-4. Perut bayi tampak kembung karena penuh dengan gas. Sampai saat ini belum ada penjelasan mengapa hal ini terjadi. Terkadang merupakan respon sensitif terhadap stimulasi. Pada bayi dengan ASI ekskusif, colic merupakan tanda sensitif terhadap makanan dalam diet ibu. Makanan yang dihindari antara lain produk susu, kopi, bawang, kol dan jenis lainnya yang iritatif. Bila bayi dengan susu formula, berikan yang tidak mengandung susu sapi. Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mengatasi ini dengan menggendong dan menenangkannya. Tengkurapkan bayi dan gosok punggungnya, tekanan pada perut dapat mengurangi nyeri. Bila orangtua cemas, libatkan anggota keluarga lainnya untuk menenangkan bayi. Biasanya colic menghilang pada usia 3 bulan.

Tumbuh kembang
Proses tumbuh kembang terjadi secara bertahap dan berlangsung lama, tidak terjadi sekaligus. Untuk itu perlunya pemantauan berkala dan teratur, sehingga bayi dapat tumbuh kembang dengan baik sesuai potensi genetiknya.

Pertumbuhan
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran/besar fisik dan bersifat kwantitatif. Pemantauan ini dapat dilakukan dengan menilai penambahan berat badan (BB), mengukur panjang badan (PB), dan lingkar kepala (LK). Tiap anak harus dilakukan pemeriksaan yang meliputi ketiganya. Hasil pengukuran harus dicatat dalam catatan medis anak dan dokter menilai apakah pertumbuhan anak sesuai dengan target yang disesuaikan dengan standar baku yang berlaku.

Pertambahan BB
Pengukuran BB merupakan parameter pertumbuhan yang paling sederhana. Penilaian ini lebih berkaitan dengan status gizi dan keseimbangan cairan. Pada bayi penimbangan dilakukan tanpa pakaian atau seminimal mungkin. Idealnya peningkatan BB untuk 3 bulan pertama adalah 750-900 g perbulan atau sekitar 200 g perminggu, terkadang BB turun pada minggu pertama. Untuk memudahkan orangtua cara menghitung pertambahan BB, dapat diambil contoh bayi dengan berat lahir (BL) 3 kg. Pada usia usia 2 bulan, target BB adalah 4,5-4,8 kg. Cara ini sangat mudah dan diharapkan orangtua mampu menilai lebih dini baik tidaknya pertumbuhan bayi dan cukup tidaknya asupan cairan yang sudah diberikan.

Pertambahan PB
Panjang badan menunjukkan penambahan cepat antara 2,5-4 cm tiap bulannya. Pertambahan PB pada laki-laki lebih cepat dibandingkan perempuan. Penilaian PB saat usia 1 tahun setara dengan 1,5 panjang lahir. Bila ingin menilai lebih detil,  untuk tiap bulan dapat diukur PB bayi dan di plot pada angka yang tertera dalam kurva standar baku yang berlaku.

Pertambahan LK
Saat lahir ubun-ubun besar (UUB) masih terbuka dan tulang kepala relatif plastis. Pertambahan LK menunjukkkan pertumbuhan massa otak. Ukuran LK bertambah sekitar 2,5-3 cm setiap bulannya. Penambahan ini sangat dipengaruhi status gizi sampai bayi berusia 36 bulan.

Perkembangan
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan fungsi yang lebih kompleks dalam pola yang teratur sebagai hasil proses pematangan dan bersifat kwalitatif sehingga pengukurannya lebih sulit. Perkembangan yang dinilai bukan hanya kepandaian anggota gerak tetapi yang meliputi 4 aspek yaitu motorik kasar, motorik halus, bahasa dan personalsosial. Pada bayi yang terpenting adalah pemenuhan kebutuhan fisik, kasih sayang dan stimulasi pada visual, auditory, taktil, verbal, dll. Hal ini sangat penting karena bayi mampu mengenal ibunya melalui penglihatan, penciuman, pendegaran dan rangsang raba/kontak.

Visual (Penglihatan)
Mata sebagai indra penglihatan akan terus berembang. Saat berusia 1 bulan bayi belum dapat melihat dengan jelas bila lebih dari 30 cm. Sensitif terhadap terang dan intensitas warna sehingga lebih menyukai warna hitam putih. Lebih menyukai gambar linier yang sederhana atau kotak-kotak berwarna. Dengan bertambahnya usia, lapang pandang semakin luas. Usia 2 bulan mata mulai terkoordinasi, fokus dan dapat mengikuti benda yang bergerak. Usia 3 bulan, bayi dapat melihat wajah dengan tersenyum ataupun melihat mainan dengan jarak 2-3 meter. Lebih tertarik pada pola sirkuler sehingga bisa dimengerti mengapa bayi usia ini lebih menyukai wajah yang penuh dengan gambaran lingkaran dan lengkung. Pada usia ini, mata sudah dapat mengikuti objek sampai garis tengah.

Auditory (Pendengaran)
Setelah lahir bayi menunjukkan moro reflex/refleks kejut bila mendengar bunyi dengan intensitas tinggi. Pada masa ini sangat sulit untuk menentukan ambang pendengaran secara akurat. Seiring kemampuan penglihatan, bayi mulai dapat membedakan suara. Dengan bertambahnya usia, bayi mulai memperhatikan bunyi, berekasi dengan diam dan mendengarkan. Pada usia 3 bulan bayi akan bereaksi dengan senyuman meskipun sumber bunyi diluar jangkauan penglihatan. Suara favorit bayi adalah suara ibunya karena identik dengan kehangatan, kenyamanan dan pemberian asupan makan. Bayi akan menggerakkan kepala kearah suara dan tersenyum bila mendengar suara anda.

Taktil (raba)
Rangsang raba adalah yang paling penting dalam perkembangan. Sensasi sentuhan merupakan sensori yang paling berkembang saat lahir. Memegang, mengurut, menepuk, memberikan ASI, mengganti popok, memijat dan memadikan merupakan pengalaman perabaan yang bervariasi. Rangsangan atau stimulasi yang diakukan sejak dini, terus menerus dan bervariasi dengan suasana yang menyenangkan akan memacu kecerdasan bayi dalam berbagai aspek. Pada usia 3 bulan, bayi sudah dapat memegang, menggenggam dan menahan benda yang ada dalam genggaman.

Touch Theraphy
Kulit merupakan reseptor terluas pada tubuh dan stimulasi pada reseptor ini menjadi alat komunikasi non verbal. Ungkapan cinta kasih orangtua pada bayinya dapat disampaikan melalui terapi pijat. Terapi pijat boleh dilakukan pada semua bayi, bahkan bayi prematur sekalipun asalkan telah stabil dan menerima respon taktil dengan nyaman. Waktu yang tepat untuk pijat bayi adalah pagi saat bayi memulai hari dan malam sebelum tidur sehingga dapat tidur dengan pulas. Lakukan pijat setiap hari, secara rutin selama sekitar 15 menit. Tidak boleh dilakukan saat bayi lapar ataupun setelah makan. Orangtua harus santai, tenang dan mempunyai waktu yang cukup sehingga tujuan agar terciptanya ikatan dan komunikasi non verbal antara orangtua dan bayi tercapai. Pijat dilakukan dengan tangan yang bersih dan hangat, atur suhu kamar agar tetap hangat, gunakan minyak atau bedak untuk memijat. Pijatan pada bayi dapat dilakukan pada wajah, dada, perut, punggung, tangan dan kaki. Saat ini sangat banyak buku yang memuat tulisan tentang pijat bayi, lakukanlah pemijatan dengan teknik yang benar.

Perkembangan bahasa (verbal)
Bayi muali berkomunikasi segera setelah lahir. Untuk belajar berbahasa tentunya memerlukan pendengaran dan perhatian yang fokus. Usia 2 bulan bayi dapat menirukan bunyi vokal. Usai 3 bulan mulai bergumam dan memberikan respon suara yang beda untuk emosi yang berbeda. Bayi tertawa dan menggunakan suara bila bermain. Memperhatikan wajah bila diajak bicara, bereaksi dengan mengoceh ataupun mengoceh spontan.

Perkembangan motorik
Perkembangan ini sangat menarik untuk dipantau karena perubahannya terlihat dengan jelas. Proses ini terjadi berkesinambungan dari satu tahap ke tahap berikutnya. Proses yang sudah terprogram secara genetik, dipengaruhi faktor lingkungan, ras, jenis kelamin dan sosiokultural. Umumnya tahapan perkembangan sama tetapi kecepatan perkembangan tiap anak berbeda. Variasi kecepatan ini cukup luas sehingga sulit dibuat garis tegas antara normal dan abnormal.

Untuk memudahkan orangtua, urutan ini dapat menjadi panduan penilaian tumbuh kembang normal pada bayi trimester pertama.
Pada akhir bulan pertama, bayi mampu mengangkat kepala minimal 3 detik. Head lag, moro reflex dan palmar graps reflex masih ada. Mata bergerak mengikuti benda, menghentikan kegiatan bila muncul muka seseorang, mengeluarkan suara tidak jelas dan tenang bila digendong.
Pada akhir bulan kedua, bayi mampu mengangkat kepala minimal 10 detik sampai 45 derajat, tangan membuka, mencari suara dengan mata, mendengar bunyi bel, melihat benda dan mengikutinya.
Pada akhir bulan ketiga, head lag sudah tidak ada, kepala tegak sampai 1 menit, bila bayi diangkat kaki akan fleksi, tangan mulai meraih benda dengan setengah terbuka dan tersenyum sosial.

Vaksinasi/ Imunisasi
Imunisasi di Negara berkembang merupakan suatu yang mutlak. Program ini yang dijalankan hampir seluruh negara di dunia, dengan pola dan jadwal yang disesuaikan kondisi epidemiologis dan kebijakan masing-masing negara. Jadwal imunisasi di beberapa praktek dokter, klinik atau RS terkadang berbeda-beda. Hal ini dapat karena sumber rujukan yang berbeda ataupun karena pertimbangan khusus sesuai kondisi bayi saat itu.

Umumnya alasan orangtua membawa bayinya kontrol untuk mendapat imunisasi, sesungguhnya yang dilakukan pada bayi adalah vaksinasi. Kerancuan ini sering terjadi, meskipun pada dasarnya kedua istilah ini mempunyai maksud yang sama.
Vaksinasi adalah pemberian vaksin berupa bakteri/virus mati atau kuman hidup yang dilemahkan ataupun komponennya. Pemberian vaksin ini dapat melalui penyuntikan atau diteteskan. Tujuan vaksinasi ini tentunya untuk meningkatkan kekebalan terhadap kuman tersebut.
Imunisasi adalah upaya preventif dalam meningkatkan kekebalan terhadap antigen secara aktif untuk mencegah beberapa penyakit infeksi. Bila kelak terpajan antigen serupa diharapkan tidak terjadi penyakit.

Jadwal yang menjadi patokan saat ini sesuai jadwal Satgas Imunisasi PP IDAI 2008. Pada tabel tersebut, usia bayi di tampilkan pada garis horizontal dan jenis imunisasi pada garis vertikal. Imunisasi yang terdapat dalam jadwal dibuat 2 batasan terpisah yaitu yang diwajibkan dan yang dianjurkan. Tabel ini sangat informatif dan orangtua dapat dengan mudah melihat jenis vaksinasi apa yang akan diberikan sesuai usia bayi saat itu. Tabel ini bahkan mencantumkan jadwal secara lengkap, sejak bayi lahir sampai usia 12 tahun. Pada bayi usia1 bulan, vakinasi yang harus diberikan adalah hepatitis B 1, 2 dan Polio 0. Vaksinasi BCG diberikan dengan rentang waktu setelah bayi lahir sampai uisa 2 bln. Vaksinasi DPT dan polio 1 pada usia 2 bulan.

Untuk bayi prematur, pemberian imunisiasi ditunda sesuai usia koreksi atau BB diatas 2000 g. Imunisasi boleh dilakukan 2 kali pada saat yang sama dengan alasan yang tepat dan dilakukan di bagian tubuh yang berbeda. Misalnya pada usia 2 bulan, bayi belum mendapat imunisasi BCG dan hepatitis B 2. Penyuntikan dilakukan pada paha kiri, kanan atau lengan kiri dan kanan dengan alat suntik yang berbeda. Pemilihan tempat penyuntikan vaksin berdasarkan beberapa ketentuan seperti tebal otot atau lemak agar diperoleh kekebalan yang optimal. Meminimalkan cedera dan rasa tidak nyaman akibat gerakan ataupun sentuhan, serta pertimbangan estetik. Perbedaan tempat penyuntikan vasin tidak menimbulkan perbedaan kekebalan.

Meskipun saya telah mencoba untuk membuat tulisan ini simple, tetapi topik ini memang cukup luas. Pada dasarnya yang disampaikan merupakan hal-hal yang pokok. Bila orangtua dapat menerapkan pemantauan ini, diharapkan bayi dapat tumbuh kembang optimal. Banyak manfaat yang saya dapatkan dalam penulisan ini, terutama mengingatkan kembali hal penting yang harus saya evaluasi pada semua bayi. Harapan yang sama ditujukan pada para orangtua, semoga tulisan ini bermanfaat.